Penulis : Wirdamayanti, S.Pd & Dr. Dirgantara Wicaksono, CH, Cht, S.Pd, M.Pd, M.M

Pandemi COVID-19, telah menciptakan gangguan terbesar pada sistem sejarah Pendidikan. Dan hal ini memberi tantangan bagi Lembaga pendiidkan dari Tingkat Taman Kanak - Kanak hingga Perguruan Tinggi. Pada beberapa Lembaga, proses adaptasi ini sangatlah berat, namun tidak sedikit pula yang survive, bahkan mampu menjadi yang terbaik dalam mengelola Lembaga Pendidikan yang dimilki. Berbagai lembaga pendidikan yang mampu dengan cepat beradaptasi membuat terobosan terkait metode dan model pembelajaran yang harus dipilih agar pembelajaran dapat tetap berjalan meskipun saat pandemi lalu dilaksanakan secara virtual (daring).

Pandemi Covid-19 telah mengubah pendekatan Model Tradisional dalam pendidikan dengan mengembangkan metodologi pendidikan yang menggabungkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengatasi ketahanan dan tantangan pendidikan online. Banyak negara terpaksa mengganti pendidikan tatap muka tradisional dengan pembelajaran online sebagai respon terhadap krisis COVID-19 tanpa harus memiliki pengalaman yang memadai.

Dalam sebuah studi yang penulis lansir dari sebuah jurnal penelitian tahun 2022 yang berjudul Translating knowledge into innovation capability: An exploratory studyinvestigating the perceptions on distance learning in higher education during the COVID-19 pandemic - the case of Mexico, studi tersebut mengungkapkan bahwa kualitas proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh kesiapan dan ketidakmampuan yang buruk. Studi tersebut mempertimbangkan perubahan yang tidak direncanakan, ukuran kelas, variabel pengiriman sinkron atau asinkron, dan kegunaan teknologi dukungan digital. Hasilnya menunjukkan peningkatan kinerja akademik siswa dalam pengajaran darurat jarak jauh dan mendukung wawasan bahwa masalah organisasi dapat mendorong keberhasilan implementasi model daring.

Saat ini Dunia pendidikan  sudah terbiasa dengan situasi pandemi. Ia beradaptasi  dengan situasi sehingga meskipun proses belajar mengajar di sekolah kurang efisien, tetapi melalui metaverse menjadi  berkinerja lebih baik. Pendidikan yang tadinya dilakukan dengan cara tatap muka di sekolah, digantikankan ke pembelajaran dengan cara daring. Salah satu bentuk pengembangan sebagai arah baru dalam pembelajaran daring adalah metaverse. Metaverse adalah topik yang akhir-akhir ini sedang populer hampir disemua kalangan. Tidak hanya pegiat teknologi saja, pegiat ekonomi dan bisnis pun ramai memperbincangkan terobosan teknologi ini. Metaverse adalah dunia virtual yang memungkinkan antar pengguna dapat saling terhubung, dapat berkomunikasi, bekerja, bermain, sampai bertransaksi layaknya di dunia nyata. Istilah metaverse pada dasarnya sampai saat ini belum ada yang mendefinisikan secara pasti.

Secara sederhana, metaverse merupakan konsep dunia virtual yang dapat dimiliki dan diisi dengan berbagai benda dan kegiatan selayaknya dunia nyata. Konsep ini adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality (VR) dan augmented reality (AR)

Bicara metaverse di mulai oleh Mark Zuckerberg, yang  mengatakan bahwa metaverse akan membawa manusia merasakan sensasi baru di mana kita dapat merasakan hidup di dunia virtual. Dalam dunia virtual tersebut kita bisa bekerja, berbelanja, bermain, dan melakukan banyak hal yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Termasuk didalamnya dunia pendidikan hal ini membuat pendidikan memiliki arah baru dalam perkembangan masa depan. Apakah Metaverse itu ? metaverse adalah sebuah siatem baru yang menggabungkan dunia nyata dan dunia digital. Dalam arti yang lebih luas. Karena Metaverse dapat memfasilitasi ruang virtual di mana orang-orang dari seluruh dunia dapat berkumpul dan berkomunikasi menggunakan teknologi virtual dan augmented reality

Istilah metaverse pertama kali dipopulerkan dalam novel berjudul Snow Crash yang ditulis oleh Neal Stephenson dan diterbitkan tahun 1992. Di dalam novel  digambarkan bahwa manusia dapat menikmati sebuah dunia virtual yang berbeda dengan dunia nyata. Jadi pada intinya, dengan bantuan perangkat seperti virtual reality (VR), magic gloves, dan controller, kita akan dibawa ke dalam dunia virtual tiga dimensi. Hal ini membuat kita seolah-olah meninggalkan dunia nyata dan masuk ke dalam dunia fantasi. Sebuah film garapan Steven Spielberg dengan judul Ready Player One tampaknya dapat menjadi gambaran bagaimana jika teknologi metaverse ini sudah diaplikasikan secara massal

Perkembangan teknologi di era 4.0  tidak bisa kita cegah. Kita hanya perlu mencari solusi terbaik, dalam menggunakan teknologi tersebut. Sehingga membawa manfaat sebesar-besarnya bagi dunia pendidikan pada khususnya dan kehidupan manusia pada umumnya, Pada awal tahun 2000-an dunia pendidikan begitu takut pada internet, karena dianggap  akan merusak mental peserta didik. Bahkan pada saat itu, handphone merupakan barang haram bagi peserta didik, dan siapa yang membawa maka siap-siap untuk diambil dan disita..

Saat ini, setelah berjalan satu dasawarsa, semua teknologi yang dulu  sangat mengerikan bagi para guru, justru sekarang banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan Indonesia. Karena pada dasarnya dalam dunia pendidikan tidak boleh  melarang kemajuan zaman. Untuk itu dunia pendidikan hanya bisa membuat regulasi untuk  memanfaatkan teknologi ke arah yang lebih baik.

Perkembangan teknologi di era 4.0, termasuk metaverse, pada hakikatnya adalah sebuah cara atau jalan, yang tidak bisa dijadikan hal utama dalam kehidupan. Dalam pandangan penulis, bahwa sekolah  secara fisik di semua kegiatan di dalamnya juga, tidak akan bisa  digantikan oleh metaverse. Metaverse hanya menjadi media bagi dunia pendidikan untuk membuat pelayanan pengajaran  lebih baik  tanpa harus menghilangkan semua yang ada di dalam dunia nyata.

Jadi  solusinya adalah menggabungkan keduanya di dalam dunia pendidikan, yaitu disiapkan sebuah kelas untuk bisa dinikmati sebagai dunia meteverse, dan seorang guru membimbing anak didiknya sebagai contoh  dalam mata pelajaran  sejarah, guru bisa bisa melihat langsung dan belajar sejarah melalui audio visual di tengah peperangan, dengan tehnik virtual reality , seorang guru dapat  mengajarkan kepada anak didiknya atau guru mengajarkan di suatu museum, Hal ini akan lebih menarik dan membawa minat siswa untuk  lebih bisa mengerti dengan mudah, dan ketika 45 menit pelajaran di dunia metaverse, dilakukan si guru kemudian menyetop anak didiknya untuk kembali ke dunia nyata,

Sudah waktunya kita merancang strategi baru, masa depan baru, dan cara yang fleksibel untuk menanggapi perubahan yang cepat dan lingkungan yang tidak stabil. Oleh sebab itu inovasi dalam metode pendidikan merupakan jawaban dari hasil kebutuhan, isu-isu yang berkembang, konsekuensi globalisasi dan perkembangan teknologi.

Go to top